أهلا وسهلا بحضوركم

Senin, 13 Juni 2011

PERUBAHAN MAKNA LEKSIKAL KATA KERJA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA ARAB

I. PENDAHULUAN
Semantik merupakan salah satu bidang kajian linguistik yang posisinya sebagai pemberi makna bahasa. Menurut Syihabbudin (2002) bahasa merupakan komunikatif bagi para penuturnya, dan tidak ada bahasa yang lebih unggul dari-pada bahasa yang lain. Namun setiap bahasa mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki bahasa lain. Sedangkan makna adalah perkara yang ada di da-lam benak manusia sebelum diungkapkan dalam sarana bahasa (Amin:1965 (da¬lam Syihabbudin, 2002)). Jadi dapat disimpulkan, bahwa kegiatan berbahasa itu tidak bisa dipisahkan dengan makna, maksudnya bahasa sebagai alat komunikasi dan manusia tidak bisa terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Bersamaan dengan perkembangan zaman, maka makna pun dalam se-buah bahasa mengalami per¬kembangan pula. Hubungan semantik antara satuan bahasa dengan satuan bahasa lain yang berupa kata atau prasa (leksem), dapat di-nyatakan dalam perubahan makna. Perubahan atau fungsi semantik beberapa kata atau kosa kata bahasa-ba¬hasa tersebut dan kosa kata itu dianggap sebagai isi lek-sikal yang berkesinambun¬gan dalam tahap-tahap perkembangan bahasa tertentu.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Makna Leksikal
Kata leksikal merupakan bentuk ajektif yang diturunkan dari nomina lek-si¬kon. Leksikon merupakan bentuk jamak. Adapun satuannya adalah lek¬sem. Lek-sikon dapat disamakan dengan kosakata, perbenda¬haraan kata, atau mufrodat (ba-hasa Arab). Adapu leksem dapat disamakan dengan kata atau kalimah (bahasa Arab). (Ainin:2008)
Ainin:2008 menjelaskan bahwa makna leksikal dapat diartikan sebagai makna dasar yang terdapat pada setiap kata atau leksikon, atau kalimah. Maksud-nya, makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan acuan atau referennya. Soedjito (1986) dalam (Ainin:2008) menjelaskan bahwa makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah kon-truksi.
Contoh:
عين ‘bagian indra manusia yang digunakan untuk melihat’
كتاب ‘sekumpulan kertas yang dapat dibuat untuk menulis dan dibaca’
خمار ‘kain penutup kepala wanita’
Penjelasan Soedjito itu dihubungkan dengan penjelasan Chaer, dapat di-katakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan acuan¬nya meskipun kata tersebut digunakan dalam kalimat. Hal itu dapat dije¬laskan dengan kalimat berikut:
(1) يشاهد التلفاز بالعين
(2) يشتري أحمد الكتاب مجانا
(3) تلبس أمي خمارا
Di satu sisi lain, Rochayah (2000) menjelaskan bahwa definisi dari makna leksikal (dari kata leksikon, yakni kata-kata) adalah makna sebagaimana yang kita jumpai dalam kamus pada umumnya, misalnya dalam kamus Indonesia-Inggris, Anjing=’dog’.
Kridalaksana (1993) juga menyebutkan bahwa makna leksikal adalah makna un¬sur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa dan lain-lain. Makna leksikal ini dipunyai unsur-unsur bahasa, lepas dari penggunaan atau konteksnya.
Makna leksikal adalah keseluruhan makna yang dikandung oleh suatu kata atau makna menurut kamus, seperti penulis yang berarti pengarang (Nuri-sia:2008).
Fauziah (2003) dalam http://library.usu.ac.id/download/fs/arab-fau-ziah2.pdf Me¬nyebutkan, makna leksikal adalah sebagai salah satu asas yang ter-penting, untuk kajian perubahan makna yang lagi hangat-hangatnya dibidang lin-guistik (seman¬tik) untuk pengembangan ilmu makna. Selain itu, Kajian tentang makna leksikal adalah salah satu jenis-jenis kajian makna yang ada dasarnya mempunyai andil yang sangat penting. Sebab makna leksikal juga menjadi dasar dari pada peruba¬han makna yaitu kajian sejarah etimologi bagi setiap perkemban-gan setiap bahasa yang terdapat di dunia ini. Seperti yang kita ketahui, makna lek-sikal biasanya sarna dalam semua bentuk tatabahasa (dalam semua aloleks) per-kataan termasuk bentuk analitis atau deskriptif, yaitu ia tergolong dalam leksem.
Dari berbagai penjelasan dan pendapat mengenai makna leksikal di atas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi kita (maka apa adanya), atau makna yang ada dalam kamus.
B. Macam-Macam Makna Leksikal
Makna leksikal terdiri atas makna denotasi dan makna konotasi. Makna denotasi adalah makna pokok, makna yang ditunjuk langsung oleh kata itu sen¬diri. Sedangkan makna konotasi adalah makna tambahan, makna yang timbul aki¬bat adanya sugesti atau tautan pikiran yang ditimbulkan oleh makna pokok. Con¬toh : kata senja yang denotasinya adalah saat pergantian antara siang dan malam, namun konotasinya bisa berarti menjelang hari tua.
C. Hakikat Perubahan Makna
Seiring dengan perkembangan zaman, dan dilihat dari prespektif sosi-ologi, maka masyarakat akan mengalami perubahan baik secara cepat maupun perlahan. Di antara implikasi yang muncul akibat perubahan ini adalah pe¬rubahan budaya. Salah satu dari wujud perubahan pada ranah budaya ada¬lah perubahan yang terjadi pada tindak berbahasa. Dikemukakan oleh Pa¬teda (2001) dalam (Ai-nin:2008), bahwa bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemiki-ran pemakai bahasa. Dengan kata lain, ka¬rena pemikiran mausia berkembang, maka pemakaian kata dan kalimat berkembang pula atau berubah. Seiring dengan ber-jalannya waktu pula, perkembangan kata dan kalimat ini akan menyebabkan peru-bahan makna pula.
Adapun faktor penyebab perubahan makna adalah:
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang begitu cepat, se-hingga berimplikasi pada perkembangan bahasa, khususnya pada kosa kata yang mengacu pada benda-benda dari produk IPTEK. Dari sini kita ketahui, bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat ekspresi dan komunikasi. Adapun beberapa cara yang berkaitan dengan pengem¬bangan bahasa, karena akibat perkembangan IP-TEK adalah: pertama: berupa serapan dari bahasa penutur pengembang IPTEK, kedua: ke¬mungkinan menggunakan padaaan kata baru, ketiga: menggunakan kata yang sudah ada dengan memodifikasi atau mengubah makna asal¬nya.
Fenomena perubahan makna akibat perkembangan IPTEK dalam ba¬hasa Arab dapat kita lihat dalam kata الميزان، السيارة dan lain-lain.
قللَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ لاَتَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ (يوسف:10)
Seorang di antara mereka berkata:"Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masuk¬kanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musa¬fir, jika kamu hendak berbuat". (QS. 12:10)
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَان
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadi-lan). (QS. 55:7)

َkata الميزان، السيارة pada contoh di atas mengalami perubahan makna, ka-rena dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK.
2. Perkembangan Sosial Budaya
Dinamika kehidupan dalam masyarakat dapat menghasilkan suatu pe¬ru-bahan social-budaya, dan perubahan social-budaya juga berdampak pada kegiatan berbahasa, khususnya penggunaan makna. Umar (1982) dalam Ainin (2008) mengemukakan bahwa perubahan makna dalam bahasa Arab karena perubahan social-budaya banyak terjadi pada isti¬lah-istilah keagamaan, contohnya المسجد، العمرة، التيمم، الوضوء . kata الوضوء berarti membersihkan dengan air, karena beru¬bah sesuai deb¬gan konteks keagamaan, kata الوضوء menjadi ‘mengambil air untuk sho-lat dengan cara-cara tertentu’.
3. Perbedaan Bidang Pemakaian
Suatu bidang kajian, keilmuan, atau kegiatan tertentu memiliki kekha¬san dalam penggunaan kosa kata. Namun tidak dapat dipungkiri juga, kosa kata yang lazim digunakan di bidang tertentu juga dapat diguna¬kan dalam bidang lain yang bersifat umum. Dapat disimpulkan bahwa kata yang sama dapat memiliki arti atau makna berbeda apabila digu¬nakan dalam bidang yang berbeda pula. Contoh: kata هدف
1. تؤلف المؤلف الكتاب بالأهداف الخاصّة
2. يستطيع أحمد أن يدخل هدفا بالنتيجة الكاملة
Kosa kata yang pada mulanya hanya digunakan pada bidang-bidang¬nya itu dalam perkembangan kemudian digunakan juga dalam bidang-bidang lain. (Fauziah:2006).
4. Penyimpangan Bahasa
Menurut Umar (1982), penyimpangan bahasa ini terjadi akibat kesa¬lah-pahaman, ketaksaan, dan ketidakjelasan, dan itu diperparah ketika para Linguis tidak serta merta melakukan perbaikan, sehingga masya¬rakat tidak sadar dan ter-biasa melakukan penyimpangan bahasa itu.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna telah dianu¬grahi lima panca indera yang telah mempunyai fungsi masing-masing, misalnya, gejala yang berkenaan dengan bunyi ditangkap dengan alat indera pendengar telinga. Namun dalam perkembangan pemakaian ba¬hasa tampak terjadi pertukaran pema-kaian alat indera untuk menang¬kap gejala yang terjadi di sekitar manusia itu. (Fauziah:2006).
5. Adanya Asosiasi
Ainin (2008) menjelaskan bahwa perubahan makna kata karena adanya asosiasi antara kata yang digunakan dan hal atau peristiwa lain yang berkaitan dengan kata tersebut sehingga memunculkan makna baru. Contoh: الإبط makna asalnya adalah ‘bebek’ tetapi dalam lingkungan ter¬tentu bisa diasosiasikan dengan ‘ketiak’.
Sebagaiamna telah dijelaskan diatas, bahwa makna bahasa selalu men-galami pe¬rubahan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, adapun bentuk peru-bahannya adalah dengan cara meluas, menyempit, berganti, menghaluskan, dan menetap.
 Cara meluas, maksudnya adalah manakala suatu makna berubah dari makna yang awalnya berarti khusus menjadi makna yang berarti umum.
 Cara menyempit, maksudnya adalah perubahan makna dari makana umum ke makna yang lebih khusus.
 Cara berganti, maksudnya adalah makna asal berganti menjadi makna baru, yang terkadang memiliki rasa rendah dan makna tinggi.
 Cara menghaluskan, maksudnya adalah mengubah kata ke arah makna yang lebih halus, disebabkan awalnya memiliki makna yang tidak sopan dan tidak sesuai dengan nilai etika.
 Cara menetap, menurut Chaer (1995) dalam Fauziah (2006) makna asal bagi bahasa sumber dipertahankan ketika ia dipinjam masuk kebahasa pe¬ne¬rima.
D. Perubahan Kata Kerja Makna Leksikal
Perubahan makna leksikal kata kerja dalam bahasa Indonesia dari Bahasa Arab hanya boleh mengalami tiga perubahan, yaitu: pen¬gekalan makna, penyem-pitan makna dan penghilangan makna.
1. Makna Leksikal Kata kerja yang Kekal (Pengekalan Makna)
Dari informasi yang telah didapatkan, didapati 94 kata leksikal yang telah di¬pinjam dari bahasa Arab, dan ± 42 kata kerja leksikal yang mempunyai makna kekal, dan selebihnya terdiri dari makna kata kerja yang menyempit, menghi¬lang, merubah dan meluas.
Adapun kata kerja leksikal yang mengalami pengekalan, adalah sebagai beri¬kut:
Bahasa Arab Transliterasi Bahasa Indone-sia transliterasi
نكاح
/nikaah/ Menikahi seseo-rang untuk dijadi-kan pasangan hi-dup /nikah/ Menikahi seseo-rang untuk dijadi-kan pasangan hi-dup
رؤية
/Rukyah/ Melihat sesuatu /rukyah/ Melihat keadaan letak bulan
خبر
/khobbar/ Memberitahukan atu menginforma-sikan berita /kabar/ Memberitahukan atu menginforma-sikan berita
تعزية
/ta’ziah/ Pergi melihat mayat /ta’ziah/ Pergi melihat mayat
مطالعة
/mutala’ah/ Penyelidikan
Pemeriksaan /tela’ah/ Penyelidikan
Pemeriksaan
ترجمة
/tarjamah/ Mengalih bahasa-kan
Menukar bahasa /terjemah/ Mengalih bahasa-kan
Menukar bahasa
حامل
/haamil/ Wanita yang se-dang mengandung bayi /hamil/ Wanita yang se-dang mengandung bayi

2. Makna Leksikal Kata Kerja yang Menyempit (Penyempitan Makna atau Pengkhususan Makna)
Adapun beberapa contoh tentang makna leksikal kata kerja yang menga-lami penyempitan adalah sebagai berikut:
Bahasa Arab Transliterasi Bahasa Indone-sia transliterasi
جماعة
/jamaa’ah/ perkumpulan /Jamaah/ Berkumpul da-lam satu kelom-pok atau forum
نفقة
/nafaqah/ Biaya, belanja, pengeluaran uang /nafkah/ Biaya hidup yang diberikan suami kepada isterinya.
غيرة
/ghairah/ Hasrat, keingi-nan, cinta kasih, cemburu, kebe-ranian /gairah/ hasrat
سياسة
/siyasah/ Politik, perta-nyaan, taktik atau cara, keca-man, periksa /siasat/ politik
محكمة
/mahkamah/ Pengadilan, tempat sidang /mahkamah/ Pengadilan

3. Makna Leksikal Kata kerja yang Menghilang (Penghilangan Makna)
Penghilangan makna dalam makna leksikal kata kerja adalah makna asal (Arab) tidak dipakai dalam bahasa Indonesia akan tetapi terdapat beberapa kata padaan lain, dan kata itulah yang akhirnya sering dipakai. Contohnya:
Bahasa Arab Transliterasi Bahasa Indone-sia transliterasi
تاجر
/taajir/ Pedagang /tajir/ Orang yang kaya
حبل
/habl/ Memotong
Tali /kabel/ Tali penghubung arus listrik
جارية
/jaariyah/ Hamba (perem-puan) /jariyah/ Amalan baik
Pekerjaan baik
أفضل
/Afdhal/ Membuat kebai-kan
Lebih baik /Afdal/ Paling bagus (baik)

III. KESIMPULAN
Dari penjelasan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan, diantaranya:
a. Kegiatan berbahasa itu tidak bisa dipisahkan dengan makna, maksudnya ba-hasa sebagai alat komunikasi dan manusia tidak bisa terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan.
b. Hubungan semantik antara satuan bahasa dengan satuan bahasa lain yang berupa kata atau prasa (leksem), dapat dinyatakan dalam perubahan makna.
c. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi kita (maka apa adanya), atau makna yang ada dalam kamus.
d. Makna bahasa selalu mengalami pe¬rubahan karena dipengaruhi oleh bebe-rapa faktor, adapun bentuk perubahannya adalah dengan cara meluas, me-nyempit, berganti, menghaluskan, dan menetap.
e. Perubahan makna leksikal kata kerja dalam bahasa Indonesia dari Bahasa Arab hanya boleh mengalami tiga perubahan, yaitu: pen¬gekalan makna, pe-nyempitan makna dan penghilangan makna.




IV. DAFTAR RUJUKAN
Ainin, Moh, dan Asrori, Imam. 2008. Semantik Bahasa Arab. Surabaya: Hilal Pustaka.
Fauziah. 2003. Makna Leksikal dari Sudut Pandang Singkronik dan Diakronik. (Online), (http://library.usu.ac.id/download/fs/arab-fauziah2.pdf, diakses 3 Mei 2010)
Tanya saja. 2010. (online), (http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan/8095-apa-be-danya-makna-leksikal-n-konotasi-, diakses 3 Mei 2010)
Alkalali, Asad M. 1997. Kamus Indonesia Arab. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Munawwir, A. W. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Sura-baya: PUSTAKA PROGRESSIF.
Fauziah. 2006. Perubahan Makna Leksikal Kata Kerja Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab. (Online), (http://library.usu.ac.id/download/fs/06001583.pdf, diakses 3 Mei 2010)
Machali, Rochayah. 2000. PEDOMAN BAGI PENERJEMAH. Jakarta: PT Gra-sindo.
Syihabuddin. 2002. TEORI DAN PRAKTIK PENERJEMAHAN ARAB-INDONE-SIA. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Anggraeni, Luthfi Nurisia. Unsur Bahasa Inggris dalam Rubrik “CINTA” Maja-lah Gadis. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. (Online), (http://NURISIA_LUTHFI_ANGGRAENI.pdf, di-akses 3 Mei 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar